“Aku mau
jalan pulang dulu. Kamu jangan terlalu larut sama kesibukan kamu yah, aku
sayang kamu.” Gumamku saat membaca BBM dari dia, kekasihku. Kemudian aku
mainkan ibu jariku, dan kubalas dengan kalimat sederhana, “Iya, aku juga sayang
kamu.”
Kemudian
Handphone aku matikan.
Ya, sudah
hampir beberapa hari aku begini, terjaga hingga larut malam di kantor, tak
memperdulikan waktu, tenaga dan dia yang sering aku temani saat pulang kerja.
Harusnya hari ini aku tidak boleh lembur, karena aku tahu, hari ini kekasihku
itu lagi-lagi mendapat sift masuk siang, dan akan pulang jam 12 malam.
Biasanya saat
dia pulang malam, aku akan menemaninya pulang. Meskipun kami ada di motor yang
berbeda. Ya, kami tidak pernah berangkat satu motor saat hari kerja, karena
akan sangat merepotkan jika saat aku masuk pagi dan dia masuk siang, dia harus
berangkat bersamaku kemudian menunggu hingga shift kerjanya tiba, dan itu kira
kira jam 2 siang. Merepotkan aku, dan terlebih dia.
Untuk
kesekian kalinya aku tidak bisa menemaninya pulang malam ini. Tapi entah setan
apa yang sedang memecut kepalaku, yang aku pikirkan hanyalah pekerjaanku yang
sudah melewati deadline dan harus secepatnya diselesaikan.
“Malem ini
bakal gue kelarin semuanya, supaya besok bisa pulang cepet dan bisa nemenin dia
pulang malem.” Gumamku dalam hati sambil menyelipkan senyum harapan yang pahit.
Hari itu,
atau tepatnya malam itu, aku pulang sekitar jam 3 pagi. Dan setibanya di rumah,
badanku seperti tak bertulang lagi, aku tertidur dalam kelelahan yang dalam.